MAKALAH
ETIKA PROFESI
NAMA: JOSAFATINO MORGANI
NPM: 44113683
KELAS: 3DC02
Universitas
Gunadarma
2015/2016
DAFTAR
ISI
ETIKA ………………………………………………….........
PROFESI ……………………………………………………….
ETIKA PROFESI ……………………………………………………….
PAHAM ETIKA PROFESI ……………………………………………………….
HEDONISME …………………………………………………........
INTUISI ……………………………………………………….
EVOLUSI ……………………………………………………….
AUDAEMONISME ……………………………………………….............
PRAGMATISME ………………………………………………………
NATURALISME ………………………………………………………
VITALISME ………………………………………………………
IDEALISME ………………………………………………………
MARXISME ………………………………………………………
TUJUAN KODE ETIK
PROFESI ……………………………………………………….
PENGERTIAN PROFESSIONALISME ………………………………………………………..
Etika
Etika berasal dari
bahasa Yunani kuno yaitu “Ethikos” yang berarti timbul dari kebiasaan, adalah
cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi
studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang
melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian (expertise),
menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.keahlian yang
diperoleh dari lembaga pendidikan khusus diperuntukan untuk itu dengan kurikulum
yang dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang menekuni suatu profesi
tertentu disebut professional.
Etika
Profesi
Etika profesi menurut
keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap hidup berupa keadilan
untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas
berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Contoh
kasus etika profesi:
1. Kasus
KAP Anderson dan Enron
Kasus KAP Anderson dan Enron terungkap saat Enron
mendaftarkan kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat
itu terungkap, terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang
menyebabkan nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang
sama. Sebelum kebangkrutan Enron terungkap, KAP Anderson mempertahankan Enron
sebagai klien perusahaan dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran
dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa periode
pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba
bersih sebesar $ 393, padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami
kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron.
2. Kasus
KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak.
September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta &
Harsono harus menanggung malu. Kantor akuntan publik ternama ini terbukti
menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat,
diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar
kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat
di bursa New York. Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman memang susut
drastis. Dari semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun, Penasihat
Anti Suap Baker rupanya was-was dengan polah anak perusahaannya. Maka,
ketimbang menanggung risiko lebih besar, Baker melaporkan secara suka rela
kasus ini dan memecat eksekutifnya. Badan pengawas pasar modal AS, Securities
& Exchange Commission, menjeratnya dengan Foreign Corrupt Practices Act,
undang-undang anti korupsi buat perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya,
hampir saja Baker dan KPMG terseret ke pengadilan distrik Texas. Namun, karena
Baker mohon ampun, kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan. KPMG pun
terselamatan.
3. Kasus
Mulyana W Kusuma.
Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W
Kusuma sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu
akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu.
Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu kotak suara, surat suara, amplop
suara, tinta, dan teknologi informasi. Setelah dilakukan pemeriksaan, badan dan
BPK meminta dilakukan penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan penyempurnaan
laporan, BPK sepakat bahwa laporan tersebut lebih baik daripada sebeumnya,
kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa laporan
akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya. Setelah lewat satu bulan,
ternyata laporan tersebut belum selesai dan disepakati pemberian waktu
tambahan. Di saat inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana
ditangkap karena dituduh hendak melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor
BPK, yakni Salman Khairiansyah. Dalam penangkapan tersebut, tim intelijen KPK
bekerjasama dengan auditor BPK. Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama
dengan KPK memerangkap upaya penyuapan oleh saudara Mulyana dengan menggunakan
alat perekam gambar pada dua kali pertemuan mereka. Penangkapan ini menimbulkan
pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat auditor yang bersangkutan, yakni
Salman telah berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan pihak lain berpendapat
bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut karena hal tersebut
telah melanggar kode etik akuntan.
Paham/aliran
dalam etika Profesi:
1. Hedonisme
Hedonisme
adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan
mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari
perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan
bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. Terdapat
tiga aliran pemikiran dalam hedonis yakni Cyrenaics, Epikureanisme, dan
Utilitarianisme. Kata hedonisme diambil dari Bahasa Yunani “hedonismos” dari
akar kata “ hedone”, artinya "kesenangan".[3] Paham ini berusaha
menjelaskan adalah baik apa yang memuaskan keinginan manusia dan apa yang
meningkatkan kuantitas kesenangan itu sendiri.
2. Intuisi
Intuisi adalah istilah untuk
kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan
intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia
lain dan di luar kesadaran. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong
untuk membaca sebuah buku. Ternyata, di dalam buku itu ditemukan keterangan
yang dicari-carinya selama bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa ia harus
pergi ke sebuah tempat, ternyata di sana ia menemukan penemuan besar yang
mengubah hidupnya. Namun tidak semua intuisi berasal dari kekuatan psi.
Sebagian intuisi bisa dijelaskan sebab musababnya. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa orang-orang yang berada dalam jajaran puncak bisnis atau kaum
eksekutif memiliki skor lebih baik dalam eksperimen uji indera keenam
dibandingkan dengan orang-orang biasa. Penelitian itu sepertinya menegaskan
bahwa orang-orang sukses lebih banyak menerapkan kekuatan psi dalam kehidupan
keseharian mereka, hal mana menunjang kesuksesan mereka. Salah satu bentuk
kemampuan psi yang sering muncul adalah kemampuan intuisi. Tidak jarang,
intuisi yang menentukan keputusan yang mereka ambil.
Sampai saat ini
dipercaya bahwa intuisi yang baik dan tajam adalah syarat agar seseorang dapat
sukses dalam hidup. Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyak buku-buku
mengenai kiat-kiat sukses selalu memasukkan strategi mempertajam intuisi.
intuisi dalam bahasa
sederhana bisa diartikan getaran hati (jiwa) akan sesuatu hal (Causalitas) yang
dihadapi atau yang akan terjadi. getaran hati atau mungkin bisa juga diartikan
"perasaan" akan sesuatu (itu) muncul atau terasa. akal (sehat)
berpikir dan berbicara (sehat) akan membuat hati/perasaan sehat (tenang) bgt
pun sebaliknya.
3. Evolusi
Evolusi adalah proses
perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu berubah menjadi
bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun berubah
menjadi bentuk yang lebih baik. Evolusi berasal dari bahasa latin evolvere
"membuka lipatan," dari ex- "keluar" + volvere
"menggulung" (1641) yang berarti "membuka lipatan, keluar,
berkembang,". Evolusi pada tahun 1622, pada awalnya berarti "membuka
gulungan buku"; namun istilah ini digunakan pertama kali dalam pengertian
ilmiah modern pada tahun 1832 oleh seorang Geologis berkebangsaan Skotlandia
bernama Charles Lyell. Charles Darwin kemudian menggunaka istilah ini satu kali
dalam paragraf penutup bukunya yang berjudul "The Origin of Species"
(Asal mula Spesies) pada tahun 1859. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh
Herbert Spencer dan ahli biologi lainnya.
4. Audaemonisme
Aliran filsafat etika
yang menafsirkan tujuan manusia sehingga tercapainya kebahagiaan yang paripurna
akibat mekarnya segala potensi manusia.
5. Pragmatisme
Pragmatisme adalah
aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang
membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau
hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari
pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan
kepada individu-individu. Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di
mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta
individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia ditampilkan apa adanya
dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang muncul di
pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum.
Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan
demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan
pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik,
sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
6. Naturalisme
Naturalisme mempunyai
beberapa pengertian, yaitu dari segi bahasa, Naturalisme berasal dari dua kata,
“Natural” artinya “Alami” dan “Isme” artinya “Paham”. Aliran naturalisme dapat
juga disebut sebagai “Paham Alami”. Maksudnya, bahwa setiap manusia yang
terlahir ke bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang
baik dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk. Naturalisme
merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas.
Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai
dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total
dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita
oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari istilah
supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan
adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam (Titus dalam makalah
Ahmad, 2012).
7. Vitalisme
Vitalisme adalah suatu
doktrin yang mengatakan bahwa suatu kehidupan terletak di luar dunia materi dan
karenanya kedua konsep ini, kehidupan dan materi, tidak bisa saling
mengintervensi. Dimana doktrin ini menghadirkan suatu konsep energi, elan
vital, yang menyokong suatu kehidupan dan energi ini bisa disamakan dengan
keberadaan suatu jiwa.
8. Idealisme
Idealisme adalah sebuah
istilah yang digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal
abad 18. ia menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, seraya memperlawankan
dengan materialisme Epikuros. Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang
memandang yang mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari
abad 17 sampai permulaan abad 20 istilah ini banyak dipakai dalam
pengklarifikasian filsafat. Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah
dunia di dalam jiwa (Plato), jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal
bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang materi dan fisik. Realitas sendiri
dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, budi, diri, pikiran mutlak, bukan
berkenaan dengan materi.
9. Marxisme
Marxisme adalah sebuah
paham yang berdasar pada pandangan-pandangan Karl Marx. Marx menyusun sebuah
teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem
politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis. Marxisme mencakup
materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada
kehidupan sosial.
Tujuan
Kode Etik Profesi
kode etik profesi
merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila
ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori
norma hukum.
Kode
Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan
atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik
akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Pengertian
Professionalisme
Profesionalisme
(profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan
sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan
oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal daripada profesion yang
bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku,
kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987).
Ciri
khas profesi:
1. Suatu
bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus berkembang
dan diperluas.
2. Suatu
teknik intelektual.
3. Penerapan
praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis.
4. Suatu
periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi.
5. Beberapa
standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan.
6. Kemampuan
untuk kepemimpinan pada profesi sendiri.
7. Asosiasi
dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan kualitas
komunikasi yang tinggi antar anggotanya.
8. Pengakuan
sebagai profesi.
9. Perhatian
yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari pekerjaan
profesi.
10. Hubungan
yang erat dengan profesi lain.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar