This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 16 November 2013

Penjabara tentang pentingnya pemakaian Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam setiap tulisan

            Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang penulisan yang sesuai dengan EYD dan pentingnya penggunaan EYD dalam kehidupan berbahasa yang baik dan benar. Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) pada dasarnya merupakan ejaan bahasa Indonesia hasil penyempurnaan terakhir atas ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 19972, berlakulah sistem ejaan Latin bagi bahasa Melayu (“Rumi” dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) dan bahasa Indonesia. Di Malaysia, ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
            Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dan ”Pedoman Umum Pembentukan Istilah”.
            Berdasarkan penjelasan diatas terdapat perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya seperti berikut:
·         ‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji à cuci
·         ‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak à jarak
·         ‘j’ menjadi ‘y’ : sajang à sayang
·         ‘nj’ menjadi ‘ny’ :  njamuk à nyamuk
·         ‘sj’ menjadi ‘sy’  : sjarat à syarat
·         ch' menjadi 'kh' : achir → akhir
·         awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Sebelumnya “oe” sudah menjadi “u” saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, “oe” sudah tidak digunakan.
            Dalam penulisan yang sesuai dengan EYD, tanda baca juga sangat berpengaruh karena masing-masing tanda baca tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda, seperti berikut:
1.      Tanda Titik
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
-          Ayahku tinggal di Solo.
-          Biarlah mereka duduk di sana.
2.      Tanda Koma
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
-          Saya membeli kertas, pena dan tinta.
-          Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
3.      Tanda Titik Koma
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
-          Malam semakin larut; pekerjaan belum selesai juga.
4.      Tanda Titik Dua
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
-          Ketua : Andy Mafudin
-          Bendahara : Eko Triwibowo
5.      Tanda Tanya
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
-          Kapan dia berangkat?
-          Kapan kamu lahir?
6.      Tanda Seru
Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
Misalnya:
-          Bersihkan kamar itu sekarang juga!
7.      Tanda Garis Miring
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
-          Laki-laki/Perempuan
-          120 km/jam
Dengan mempelajari tanda baca yang sering kita gunakan, kita dapat membedakan kalimat yang sesuai EYD dan yang tidak sesuai dengan EYD. Dalam hal ini saya akan memberi contoh kalimat yang sesuai dengan EYD dan yang tidak sesuai dengan EYD.
Contoh kalimat yang sesuai dengan EYD:
a.       Saya tinggal di Bekasi.
b.      Hanya kepadaMu kami meminta!
c.       Andi, Rina, dan Riko pergi ke mall.
d.      Apa hobi kamu?
e.       Belanda menjajah Indonesia selama 3,5 abad.

Contoh kalimat yang tidak sesuai dengan EYD
a.        Dia praktek di Lab SI.
b.      Evan Dimas menjadi kapten skuad garuda U-19.
c.       Yg benama Anis segera keruang sekdos.
d.      sore hari dirumah saya ada tamu.
e.       Enak sekali kue ini, kata bu karta.
Dan ini adalah contoh kalimat yang tidak sesuai dengan EYD yang saya temukan di salah satu blog: Dalam hal ini terdapat kesalahan penulisan kata “Bayi”


Dari beberapa contoh diatas, mungkin kalian sudah bisa membedakan kalimat yang sesuai dengan EYD dan yang tidak sesuai dengan EYD.

Kesimpulan
Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) pada dasarnya merupakan ejaan bahasa Indonesia hasil penyempurnaan terakhir atas ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia. Sebelum ada EYD di Indonesia, ejaan yang digunakan adalah Ejaan Van Ophuijsen. Seiring dengan perkembangan waktu maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengesahkan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Karena menjadi satuan baku penulisan maka EYD selalu digunakan dalam penulisan ilmiah, penulisan surat resmi, penulisan surat lamaran kerja, dan masih banyak lagi manfaat yang dapat kita rasakan dari EYD.


Daftar Pustaka
Dikbud, EYD Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, Jogyakarta, Pustaka Widyatama, 2007

Pusat bahasa Dep. Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2001



Senin, 07 Oktober 2013

RAGAM BAHASA INDONESIA

RAGAM BAHASA INDONESIA

A.    Pengertian Ragam Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. 

B.     Macam-macam ragam bahasa

1.      Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
a.       Ragam bahasa lisan
Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan secara lisan melalui media suara, dan terikat oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan memabantu pemahaman. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai.
Ciri-ciri ragam lisan :
- Memerlukan orang kedua/teman bicara;
- Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
- Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
- Berlangsung cepat;
Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
- Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
- Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Contoh Ragam bahsa lisan antara lain meliputi :
·        Ragam bahasa cakapan
·        Ragam bahasa pidato
·        Ragam bahasa kuliah
·        Ragam bahasa panggung

b.      Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang menggunakan tulisan dan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis kita dituntut untuk memiliki kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam tulis:
-          Tidak memerlukan kehadiran orang lain
-          Tidak terikat ruang dan waktu
-          Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
-          Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
-          Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
-           Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
-          Berlangsung lambat
-          Memerlukan alat bantu
Contoh ragam bahasa tulis antara lain meliputi :
·        Ragam bahasa teknis
·        Ragam bahasa undang-undang
·        Ragam bahasa catatan
·        Ragam bahasa surat

2.      Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur        
a.      Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek). 
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
b.      Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur. 
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
contoh:
1) Ira mau nulis surat Ã  Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil Ã  Saya akan menceritakan tentang Kancil.
c.      Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.


Sumber :



MAKALAH KEBAKARAN HUTAN

MAKALAH KEBAKARAN HUTAN

Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya.

Penyebabnya :
¢ Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
¢ Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
¢ Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
¢ Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
¢ Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

Dampak yang Ditimbulkan oleh Kebakaran Hutan
-Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer.
-Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat.
-Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.
-Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
-Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture.
-Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru.
-Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.

Mencegah Terjadinya Kebakaran Hutan
¢ Jangan Membakar Sampah di Musim Kemarau.
¢ Membersihkan kebun yang bersemak dengan cara tidak dibakar.
¢ Tanam-tanaman yang bermanfaat seperti pohon sawit, jati, mahoni dll.
¢ Buat parit batas tanah yang jelas.
¢ kawan-kawan yang hoby memancing di hutan, jika membuat api pendiangan jangan ditinggalkan, padamkan.

Cara Memadamkan Kebakaran Hutan
¢ Tentukan titik sasaran, dimana kebakaran terjadi.
¢ Persiapkan pompa bertekanan berikut drum air secara berdekatan.
¢ Pasanglah selang bertekanan sesuai keperluan.
¢ Gunakan Sepatu Both dalam tiap-tiap kegiatan pemadaman.
¢ Untuk mengatasi gangguan pernapasan, gunakan Masker Standar.


Kesimpulan: Kebakaran hutan adalah salah satu bencana alam yang dapat terjadi baik secara alam maupun oleh ulah manusia. Banyak penyebab yang dapat memicu kebakaran hutan contohnya kemarau yang panjang. Untuk meminimalisasi kebakaran hutan diperlukan pendeteksi api yang di pasang di tiap-tiap titik api di hutan dan dipantau langsung oleh polisi hutan.

Sabtu, 05 Oktober 2013

Pembahasan Tentang Diksi

Pembahasan Tentang Diksi

Diksi merupakan pilihan kata yang bisa kita gunakan dalam membuat karangan, puisi, dan percakapan pada sata kita berkomunikasi. Mungkin kata diksi sering kita dengar, bahkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia diksi merupakan salah satu materi yang harus dipelajari.

Diksi adalah pemilihan kata yang digunakan oleh penulis atau pembicara dalam kehidupan sehari-hari. Diksi juga memiliki arti lain yaitu, seni berbicara jelas sehingga kata yang terucap dapat didengar dan dipahami. Jika kita menggunakan diksi yang tidak tepat maka kalimat yang kita kemukakan akan sulit untuk dipahami oleh orang lain.

Jika dipahami lebih lanjut, ternyata diksi terdiri dari delapan elemen yaitu:  Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata Benda, Kata Kerja, Infleksi, dan Uterans.
·        Fonem merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi, misal dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] contohnya dalam kata “cakar” dan “cagar”. Sebaliknya dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem yang berbeda. Kata provinsi apabila dilafazkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau [provinsi] tetap sama saja.
·        Silabel atau suku kata adalah unit pembentuk kata yang tersusun dari satu fonem atau urutan fonem. Sebagai contoh, kata wiki terdiri dari dua suku kata: wi dan ki. Silabel sering dianggap sebagai unit pembangun fonologis kata karena dapat mempengaruhi ritme dan artikulasi suatu kata.
·        Konjungsi/kata sambung adalah kata atau ungkapan yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh dari konjungsi : dan, atau, serta.
·        Kata benda dalah kelas kata yang menyatakan tentang orang, benda, tempat, dan semua yang dibendakan. Kata benda sendiri terbagi menjadi 2 yaitu :
o   Kata benda konkret, yang memiliki wujud dan dapat kita lihat contoh: buku, komputer, binatang, orang. Sedangkan
o   Kata benda abstrak, yang tidak memiliki wujud dan tidak dapat kita lihat contoh : cinta

·        Kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan tentang sesuatu yang kita lakukan, menurut objeknya kata kerja dibedakan menjadi 2 yaitu:
o   Kata kerja transitif, yang membutuhkan pelengkap atau objek
Contoh: memukul bola, memukul adalah kata kerja dan bola sebagai objeknya
o  Kata kerja intransitif, yang tidak membutuhkan pelengkap atau objek
Contoh: lari

·        Infleksi adalah proses penambahan morpheme infleksional kedalam sebuah kata yang mengandung indikasi gramatikal seperti jumlah, orang, gender, tenses, atau aspek.

·        Hubungan

·        Uterans

Kesimpulan : Ternyata dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam berbicara diksi sangat diperlukan karena dengan menggunakan diksi, kalimat yang kita ungkapkan akan lebih mudah untuk dipahami oleh lawan bicara kita.

Daftar Pustaka:
                             http://yudhipandjiwulung.blogspot.com/
                             http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More